Indonesia punya begitu banyak kuliner tradisional yang unik dan penuh cerita, dari Sabang sampai Merauke. Salah satunya yang menarik banget untuk dibahas, apalagi di momen Waisak ini, yaitu tempoyak. Hidangan khas berbahan dasar durian ini mungkin belum terlalu familiar buat sebagian orang. Jadi, apa itu tempoyak?
Nah di artikel ini, kita bakal kupas tuntas tentang makanan ini mulai dari mana asalnya, bagaimana proses pembuatannya, sampai kenapa makanan ini bisa jadi ikon kuliner di berbagai daerah. Kalau kamu suka eksplor rasa baru dan penasaran dengan kekayaan kuliner tradisional Indonesia, yuk lanjut baca dan cari tahu keunikan di balik hidangan fermentasi durian yang satu ini!
Apa Itu Tempoyak?
Tempoyak adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi durian. Durian yang difermentasi ini menghasilkan cita rasa unik, perpaduan antara rasa asam, manis, dan sedikit pahit. Aromanya pun khas, kuat, dan tajam, menjadi ciri khas yang membedakannya dari olahan durian lainnya. Teksturnya yang lembut seperti bubur menambah kenikmatan tersendiri saat menyantapnya. Makanan ini seringkali digunakan sebagai bumbu masakan, memberikan cita rasa unik pada ikan, daging, dan sayur.
Asal Usul Tempoyak
Tempoyak merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal di daerah Sumatera dan Kalimantan. Keberadaannya erat kaitannya dengan budaya masyarakat setempat yang memanfaatkan durian secara optimal. Di beberapa daerah, makanan ini bahkan menjadi bagian penting dalam upacara adat dan dianggap sebagai simbol kemakmuran. Ketersediaan durian yang melimpah di kedua pulau tersebut mendorong masyarakat untuk mengolahnya menjadi tempoyak agar dapat dinikmati lebih lama, mengingat durian segar memiliki masa simpan yang singkat. Tradisi pembuatan tempoyak ini telah diwariskan secara turun temurun dan tetap lestari hingga kini.
Proses Pembuatan Tempoyak
Pembuatan tempoyak terbilang sederhana, tidak memerlukan peralatan atau teknik khusus. Durian yang sudah matang, biasanya yang berdaging tebal, manis, dan legit, dipilih untuk difermentasi. Daging durian dipisahkan dari bijinya dan ditempatkan dalam wadah kedap udara, seperti stoples kaca atau wadah plastik. Garam biasanya ditambahkan sekitar 1-2% dari berat durian untuk mengontrol proses fermentasi dengan mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan, dan menambah cita rasa. Proses fermentasi ini berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung suhu dan kelembapan lingkungan. Pada umumnya, fermentasinya memakan waktu 3-7 hari pada suhu ruang. Semakin lama fermentasi, rasa tempoyak akan semakin asam. Setelah proses fermentasi selesai, makanan ini siap untuk diolah menjadi berbagai hidangan lezat.
Baca Juga : 7 Makanan Indonesia yang Mendunia, Gak Kalah Sama Negara Lain
Kreasikan Tempoyak Jadi Lebih Gurih dan Sehat dengan FiberCreme!
Udah tahu kan sekarang apa itu tempoyak? Sajian khas fermentasi durian ini memang unik dan menarik untuk dicoba, apalagi buat kamu pencinta durian sejati. Selain dimakan gitu aja, ternyata ada cara lain mengolah makanan ini lho! Salah satunya dijadikan sambal, kayak yang pernah Minchef bikin. Klik di sini atau tonton resepnya di bawah ini.
Iya, sambal tempoyak ini Minchef bikin pakai campuran FiberCreme yang nambahin rasa creamy dan unik, plus serat yang baik buat pencernaan.
Masih banyak lho ide olahan tempoyak lainnya, mulai dari gulai hingga tumisan. Apapun yang mau kamu coba buat dengan fermentasi durian ini, yuk pakai FiberCreme di dalamnya! Temukan deh inspirasi dan kreasi seru ala Minchef lainnya di Instagram @FiberCreme_TV atau langsung cek video resep praktisnya di YouTube channel Ellenka.
0 Komentar