Siapa yang tidak kenal santan, salah satu bahan yang umum ditemui pada berbagai masakan sehari-hari, masakan bersantan banyak ditemui di Indonesia khususnya pada masakan tradisional. Dihasilkan dari parutan daging buah kelapa, santan secara turun-temurun sudah digunakan pada berbagai jenis makanan untuk membuat rasanya lebih gurih dan enak.
Tapi ternyata banyak juga orang yang tidak bisa menikmati lezatnya santan. Dengan kandungan lemak dan kalori yang terbilang tinggi, santan seringkali dikaitkan dengan kenaikan kolesterol dan obesitas. Apabila tidak dikendalikan, dua hal ini bisa mengakibatkan berbagai penyakit kronis yang mengancam nyawa. Kalau sudah telanjur memiliki riwayat kolesterol tinggi, maka hal yang paling umum kita lakukan adalah menghindari santan dan masakan apapun yang dibuat dengan santan.
Padahal kita tidak perlu sampai menghindari santan sama sekali demi mengontrol kadar kolesterol. Kita masih bisa menikmati makanan-makanan bersantan kok, asal melakukan beberapa penyesuaian seperti 5 cara di bawah ini.
Batasi konsumsinya
Sebagai bahan masakan yang secara tradisional banyak digunakan di keseharian, santan pasti sangat sulit ditolak. Tidak masalah kalau sesekali mengonsumsinya. Menurut ahli, pembatasan seminggu sekali cukup kok untuk memuaskan keinginan makan santan sekaligus menjaga kadar kolesterol tetap stabil.
Hindari bahan pemicu kolesterol lain
Santan pada makanan bukan satu-satunya pemicu kolesterol naik. Bahan-bahan makanan lain seperti daging berlemak, jeroan, serta minyak berlebih yang dimasak bersama santan bisa sama berpengaruhnya. Ditambah lagi kebiasaan kita adalah mengonsumsi makanan bersantan bersama nasi yang tinggi karbohidrat dan gula.
Jadi kalau ingin menikmati makanan bersantan dengan lebih nyaman, kurangi juga penggunaan bahan-bahan masakan pemicu kolesterol seperti disebut di atas.
Masak dengan benar
Secara alami, santan yang diperoleh dari tumbuhan tidak mengandung kolesterol. Bahkan santan sebenarnya mengandung antioksidan dan berbagai vitamin yang baik. Tapi, proses pemasakan bisa menghancurkan nilai gizinya dan mengubah asam lemak yang dikandungnya menjadi lemak jenuh. Nah, jenis lemak ini yang berpotensi meningkatkan kolesterol jahat dalam darah.
Jika ingin memasak santan, kita perlu sangat hati-hati. Hindari memasaknya hingga mendidih agar tubuh terhindari dari risiko kolesterol tinggi dan penyakit berbahaya yang mengikutinya.
Jangan dipanaskan lagi berkali-kali
Selain memasaknya berlebihan, kita juga sebaiknya tidak memanaskan santan – apalagi hingga berulang-kali. Ketika membuat masakan bersantan, lebih baik buat porsi seperlunya dan langsung dihabiskan.
Ganti dengan bahan alternatif
Namun jika kita tidak mau mengambil risiko dan ingin mempertahankan diet tanpa santan, kita bisa menggunakan alternatif santan. Ada beberapa bahan yang bisa ditambahkan untuk mendapatkan tekstur dan rasa mirip santan. Salah satunya adalah FiberCreme, krimer serbaguna yang tinggi serat, rendah lemak, rendah kalori, rendah gula dan mengandung 0mg kolesterol per takaran sajinya.
FiberCreme dibuat dari sumber serat pangan oligosakarida yang diolah dengan minyak kelapa sehat untuk menghasilkan rasa creamy dan gurih khas santan. Selain lebih stabil menjaga kadar kolesterol, FiberCreme yang berbentuk bubuk juga lebih pratis karena bisa digunakan kapanpun. Ditambah lagi krimer ini aman saat dimasak dalam suhu tinggi dan dipanaskan hingga berulang kali.
Ingin tahu lebih banyak tentang cara pakai FiberCreme? Ikuti @FiberCreme di Instagram yuk. Temukan juga resep-resep yang dibuat menggunakan produk ini di @FiberCreme_TV atau channel FiberCreme di YouTube.
0 Komentar
Trackbacks/Pingbacks