Penatnya hidup di ibukota kadang membuat kamu merasa bosan ‘kan? Bayangin saja, rutinitas pekerjaan, macetnya ibukota, hingga peliknya masalah pribadimu membuat kamu berulang kali berpikir, “Apa iya, aku harus melepas semua dan pulang kampung saja?”
Apakah saat ini kamu juga lagi berpikiran hal yang sama seperti itu? Tenang saja, pikiran seperti itu wajar saja kok sesekali menghampiri. Jika itu yang sedang kamu pikirkan saat ini, segera ambil cuti dan rencanakan liburanmu!
Daripada pulang kampung beneran, Yuk Ikut Kevin Hendrawan dalam Ekspedisi Segarisnya menjelajahi kampung dengan keindahan yang menakjubkan. Adalah kampung Lempe Lolai di Toraja dan juga Kampung To’tombi di Maluku yang telah menyihir banyak orang untuk melewatkan beberapa hari untuk sekedar menikmati pesona keindahan alamnya disana.
Kampung Lolai, Serasa Terbang di Atas Awan
Begitu mendengar kata Toraja, maka apa yang terbesit di benak kalian? Kopinya? Atau Rumah Tongkonan yang menjadi rumah adat dan ikon bagi Tana Toraja? Ya, itu mungkin saja. Namun, bukan itu yang ingin kita bahas saat ini, melainkan sebuah kampung kecil yang ada di Kabupaten Toraja Utara bernama Lolai.
Terletak di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, Kampung Lolai ini begitu istimewa sehingga dijuluki sebagai “Kampung di Atas Awan” Bayangkan saja, ketika kamu bangun pagi-pagi dan keluar dari penginapan, kamu akan disuguhi hamparan luas awan yang sejajar dengan tempat kamu berdiri saat itu. Serasa terbang, itulah sensasi yang saat itu akan kamu rasakan.
Belum lagi keseruan saat menunggu sunset. Itu adalah momen dimana saat semburat sinar matahari jingga mulai muncul dibalik awan, yang kemudian bersinar memecah pekatnya gelap. Sungguh, pengalaman inilah yang sangat langka ditemukan di kota atau kampung manapun.
Ya, awalnya Kampung Lolai ini adalah perkampungan biasa yang belum disadari akan potensi wisatanya. Namun karena banyaknya fotografer yang mengabadikan keindahan kampung ini dalam bingkai foto, akhirnya membuat kampung ini populer di media sosial dan mulai banyak yang mengunjunginya.
Waktu terbaik untuk menikmati keindahan Kampung Lolai ini ada pada saat matahari terbit atau tenggelam. Terlebih, jika kamu dapat mendirikan tenda di tempat yang telah disediakan dan menunggu datangnya sunsrise atau sunset ditemani secangkir kopi Toraja, yang bisa jadi makin enak dengan tambahan FiberCreme. Sungguh, ini akan jadi momen yang tak terlupakan. Selain dapat mendirikan tenda, kamu pun dapat menginap di rumah-rumah Tongkonan di sekitar lokasi Kampung Lolai yang memang sengaja disewakan untuk tourist.
Jika kalian ingin mengunjungi kampung ini, sebelumnya kalian harus berjuang dulu untuk sampai di Kampung Atas Awan ini. Pasalnya, jarak tempuh dari Kota Makassar ke lokasi ini menghabiskan waktu sekitar 12 jam. Meski menempuh waktu yang cukup melelahkan, tapi semua terbayarkan ketika kamu sedang berdiri dan melihat sunset dengan sensasi terbang di atas awan. Sensasi itu pula lah yang digambarkan oleh Kevin dalam video Ekspedisi Segaris Episode 5 Kampung Lolai.
Menikmati Sejuknya Pegunungan di Negeri Sawai
Ada Lolai yang terkenal karena berada diatas awan, ada juga kampung yang terkenal karena berada tepat diatas laut. Namanya Kampung Sawai, yang bikin kita merasakan sensasi terapung di lautan. Uniknya, disini kita juga masih bisa merasakan sejuknya nuansa pegunungan, karena kampung Sawai berada di Teluk Sawai yang dikelilingi perbukitan dan sekaligus gunung tertinggi di Maluku, yaitu Gunung Binaiya yang tingginya mencapai 3.055 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Jadi, ini adalah kampung dengan paket yang sangat lengkap. Bayangkan saja, jika ingin menikmati laut, maka kamu bisa saja langsung melompat dari penginapan dan menikmati keindahan terumbu karangnya. Jika kamu hobi mendaki, ada Gunung Binaiya yang menjulang di depan mata dan bisa kamu jadikan pelampias hasratmu untuk berpetualang.
Uniknya, di Kampung Sawai ini masyarakat sekitar menyebut perkampungannya sebagai negeri. Sepaket dengan Kepala Desa Sawai oleh masyarakatnya juga disebut dengan sebutan Raja. Kebayang ‘kan kayanya Indonesia dengan segala adat dan budayanya?
Rumah yang berada di Negeri Sawai ini terbagi menjadi dua, ada yang dibangun di darat dan ada pula yang dibangun terapung di atas air. Nah, untuk kampung yang dibangun di atas air, kayu yang digunakan adalah kayu-kayu jenis keras. Bahkan, beberapa diantaranya ada yang memakai bahan bangunan semen lho! Dan hebatnya, rumah masih bisa terapung di atas air. Menakjubkan bukan?
Karena Sawai berada di Teluk, maka tidak ada riak atau gelombang air yang mencemaskan. Laut di Teluk Sawai Cenderung tenang dan airnya pun juga jernih. Bahkan, begitu jernihnya hingga dasar permukaan laut dan ikan-ikan kecil nya pun ikut terlihat. Sungguh, ini merupakan negeri yang sangat tenang dan cocok untuk dijadikan tempat peraduan bagi yang merasa penat dengan rutinitas pelik di ibukota.
Mau jadikan negeri diatas laut ini tempat wisata kamu selanjutnya? Dari Jakarta kamu harus melakukan penerbangan selama tiga jam ke Bandara Pattimura, Ambon. Kemudian, dilanjutkan perjalanan ke pelabuhan Tulehu yang mengabiskan waktu sekitar satu jam yang ditempuh via jalur darat. Sesampainya di pelabuhan, kamu masih harus menyeberang laut selama dua jam ke Pelabuhan Amahai di Masohi, Pulau Seram. Dan terakhir, kamu harus melakukan perjalanan via laut kembali selama 3-4 jam menggunakan kapal menuju Sawai.
Meski melalui perjalanan panjang dan melelahkan, namun sepanjang perjalanan mata kamu akan dimanjakan oleh pemandangan Hutan Cagar Alam Taman Nasional Manusela. Belum lagi jernihnya air membuat biota dasar laut nampak jelas terlihat. Sungguh, apapun namanya, baik kampung ataupun negeri, yang jelas pemandangan seperti ini tak dapat kamu jumpai di kampungmu, apalagi di ibukota!
0 Komentar