Home / Update / Artikel / Menelusuri Jejak Hobbit di Maluku

Menelusuri Jejak Hobbit di Maluku

oleh | Nov 29, 2019 | Artikel

Sejarah Indonesia bukan hanya tentang ratusan tahun penjajahan oleh bangsa lain seperti Belanda, Inggris dan Jepang. Kehidupan di negeri ini dimulai jauh sebelum masa penjajahan, bahkan jauh sebelum ada peradaban di Indonesia.

Dan jejak manusia-manusia pertama yang meninggali Indonesia saat ini masih bisa ditemukan di Flores. Tepatnya di Gua Liang Bua, dimana tulang-belulang mereka ditemukan dan masih diteliti oleh arkeolog dan ahli paleontologi dari seluruh dunia.

Orang asli Flores yang mirip manusia kerdil Hobbit

Merupakan satu dari banyak gua karst di pulau Flores, Gua Liang Bua terdapat di Dusun Golo Manus, Desa Liang Bua Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Gua ini diambil dari bahasa Manggarai yang berarti lubang sejuk.

Gua ini sudah jadi situs arkeologi sejak tahun 1930-an dengan peneliti dari berbagai negara termasuk Indonesia dan Belanda. Namun kerangka manusia hobbit atau kerdil yang kemudian diberi nama ilmiah homo floresiensis baru ditemukan pada tahun 2003.

Tulang belulang yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia kerdil ini rata-rata hanya memiliki tinggi badan 1 meter. Mereka hidup di Flores sekitar 60 ribu hingga 100 ribu tahun yang lalu, dengan leluhur yang sudah tinggal di sana sekitar 700 ribu tahun yang lalu.

Selain manusia kerdil, di gua ini juga ditemukan bangkai stegodon atau gajah kerdil yang berukuran hanya setinggi pundak orang dewasa. Uniknya selain manusia dan stegodon, spesies lain yang ditemukan disana cenderung punya tubuh super besar. Spesies tersebut termasuk biawak, burung bangau dan tikus raksasa.

Menurut para peneliti, ukuran yang berbanding terbalik dengan yang normalnya kita temui ini adalah hasil evolusi dari spesies-spesies yang terisolasi di pulau. Dengan sumber makanan terbatas, manusia dan hewan yang umunya bertubuh besar berevolusi jadi kerdil. Sebaliknya, karena dapat hidup dengan bebas, maka para predator bisa mencapai ukuran super besar.

Temuan-temuan unik dari Gua Liang Bua ini bukan hanya berupa makhluk hidup, tapi juga perkakas batu seperti pisau, beliung, mata panah, arang dan tulang yang terbakar. Menjadi daya tarik bagi peneliti dari dalam dan luar negeri, temuan-temuan tersebut saat ini juga bisa ditemukan di museum-museum Flores, Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, London (Inggris) dan Leiden (Belanda).

Meskipun manusia-manusia hobbit ini sudah punah, gen kerdil mereka sepertinya masih ada hingga sekarang. Berdasarkan data tercatat, beberapa desa di sekitar Liang Bua dihuni oleh orang-orang yang rata-rata tingginya hanya 1,45 meter. Peneliti menyimpulkan bahwa mereka adalah keturunan homo floresiensis yang mengalami mutasi genetika seiring berjalannya waktu dan perubahan kondisi alam.

Menyelami peninggalan PDII di Morotai

Gak jauh dari Flores, ada sejarah lain yang menunggu untuk kamu pelajari. Masih di Maluku, kamu bisa berkunjung ke pulau paling utara Indonesia, Morotai, dan menyaksikan sendiri sisa-sisa kejamnya Perang Dunia II.

Ya, Indonesia juga pernah jadi saksi perang dingin yang berlangsung mulai 1939 sampai 1945 ini. Pulau ini awalnya adalah daerah kekuasaan Jepang yang digunakan sebagai tempat pesawat lepas landas sebelum mereka menuju Filipina dan Kalimantan Timur. Pada suatu titik, Jepang meninggalkan pulau ini untuk mendukung pertempuran di Halmahera dan meninggalkan hanya 500 tentara. Dengan jumlah tersebut, Jepang dengan mudah dikalahkan Amerika yang ganti menduduki Morotai mulai tahun 1944 dan memanfaatkannya untuk merebut kembali Filipina.

Amerika menduduki Morotai selama sisa Perang Dunia II dan baru meninggalkan pulau ini setelah Jepang menyerah di tahun 1945. Kendaraan-kendaraan yang digunakan selama berperang, seperti jip, tank, bahkan kapal dan pesawat terbang, dibiarkan terbengkalai dengan banyak diantaranya berakhir di dasar laut Morotai.

Peninggalan-peninggalan di bawah laut ini tersebar di sekitar 25 diving spot yang ada di Morotai dengan kedalaman hingga 40 meter. Jadi rumah baru bagi terumbu karang dan biota-biota laut yang cantik beraneka warna, kendaraan-kendaraan karam ini jadi salah satu daya tarik utama Morotai, yang juga dikenal dengan sebutan “Mutiara di Bibir Pasifik.”

Tapi keberadaan benda-benda bersejarah ini sekarang sedang terancam lho! Penduduk lokal yang lebih mementingkan nilai ekonomi banyak menjarah besi-besi tua dari kendaraan-kendaraan ini untuk diolah menjadi barang keperluan rumah tangga, suvenir dan perhiasan. Jadi kalau kamu bener-bener berkesempatan menyelam ke dasar Morotai, jangan ambil apa-apa dari sana. Ayo sama-sama jaga potensi wisata Morotai dengan membiarkan segala sesuatunya tetap seperti apa adanya.

Gimana, tertarik mendatangi kedua tempat penuh sejarah di Indonesia ini? Selain menabung, kamu juga harus mempersiapkan fisik karena perjalanan ke Gua Liang Bua dan Pulau Morotai sama-sama panjang dan butuh perjuangan ekstra. Agar perjalanan kamu lebih asyik, siapkan bekal sendiri yuk! Di @FiberCreme_TV ada banyak ide bekal menarik nih yang bisa kamu coba bikin. Dan selalu tambahin krimer kesayangan kamu FiberCreme agar rasanya lebih enak, lebih tinggi serat dan kamu bisa kenyang lebih lama selama berwisata!

 

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

Ini 5 Makanan Khas Waisak yang Penuh Makna dan Tradisi

Waisak adalah hari suci yang penuh makna bagi umat Buddha, dirayakan tidak hanya lewat ritual keagamaan, tetapi juga lewat tradisi menyajikan makanan khas Waisak yang kaya akan simbol dan filosofi. Setiap hidangan tidak hanya dinikmati sebagai sajian, tetapi juga...

Kenali 8 Pemanis Alami Pengganti Gula untuk Hidup Lebih Sehat

Gula merupakan salah satu bahan makanan yang hampir selalu ada dalam konsumsi sehari-hari, mulai dari kopi di pagi hari hingga camilan manis di sore hari. Namun di balik kenikmatan itu, konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti...

Ciri-Ciri Jamur Enoki Basi yang Harus Kamu Periksa Sebelum Dimasak

Jamur enoki sering jadi andalan buat kamu yang suka masakan berkuah, tumis-tumisan, atau bahkan topping mie. Teksturnya yang lembut namun tetap renyah bikin jamur enoki jadi favorit di berbagai hidangan. Tapi, tahu nggak sih kalau jamur ini juga gampang basi kalau...

Pecinta Mie Wajib Tahu Perbedaan Bakmi dan Mie Ayam Ini

Buat kalian yang doyan makan mie, mungkin pernah bingung perbedaan bakmi dan mie ayam. Sekilas memang mirip sih. Sama-sama mie, sama-sama enak, dan bisa ditemukan di warung pinggir jalan sampai restoran mewah. Tapi, ternyata keduanya punya sejarah, bahan, dan cita...

Resep Terbaru

Resep Es Sirsak Manado
Resep Es Sirsak Manado

Resep Es Sirsak Manado Kalau lagi cari minuman segar buat berbuka puasa, nggak ada salahnya nyobain resep es sirsak manado yang satu ini! Es manado memang jadi primadona di kalangan pencinta takjil, apalagi di bulan Ramadan. Minuman khas asal Manado ini punya cita...

Resep Es Semangka India Creamy, Segar dan Tinggi Serat
Resep Es Semangka India Creamy, Segar dan Tinggi Serat

Resep Es Semangka India Creamy, Segar dan Tinggi Serat Ada yang belum sempet ngerasain es semangka India pas viral beberapa waktu yang lalu? Sekarang kesempatanmu buat cobain! Karena menjelang Ramadan, Minchef mau bagiin resep es semangka India ini. Minuman segar ini...

Resep Es Kuwut, Minuman Segar dari Bali yang Cocok Buat Berbuka
Resep Es Kuwut, Minuman Segar dari Bali yang Cocok Buat Berbuka

Resep Es Kuwut, Minuman Segar dari Bali yang Cocok Buat Berbuka Salah satu minuman yang gak boleh dilewatin pas berburu takjil nih di bulan Ramadan nanti! Ada yang suka juga sama es kuwut? Minuman ini terkenal dengan rasa manis, asam, dan sedikit gurih dari kelapa...