Sebagai salah satu minuman tradisional khas Indonesia, menemukan dawet di negeri ini memang bukan hal yang susah. Tapi sayang belum banyak apresiasi diberikan untuk minuman ini, yang identik dengan gerobak atau lapak di pinggir-pinggir jalan. Popularitasnya bisa dibilang kalah jauh oleh minuman tradisional lain yang berasal dari luar negeri, seperti Thai tea dari Thailand atau boba milk tea dari Taiwan.
Asal muasal nama Dawet Kemayu
Melihat fenomena ini, Mbak Intan tertarik untuk membuat dawet jadi minuman yang lebih kekinian sehingga lahirlah Dawet Kemayu. Produk Dawet Kemayu sendiri punya dua varian, berdasarkan bahan pengganti larutan santannya. Yang pertama dibuat dengan susu segar dan yang kedua dengan FiberCreme.
“Kita kan kenal dawet-dawet biasa yang menggunakan santan dengan nama dawet ayu. Nah Karena kita pakai susu atau FiberCreme, kita ganti namanya jadi Dawet Kemayu. Biar beda dari yang lain,” kata Mbak Intan saat menjelaskan tentang Dawet Kemayu di live Instagram bersama FiberCreme beberapa waktu yang lalu.
Awal kenal FiberCreme
Di kesempatan live tersebut, Mbak Intan juga mengungkapkan bahwa Dawet Kemayu awalnya juga menggunakan santan yang diproduksi sendiri. Tapi lama-lama, Mbak Intan merasa kerepotan juga karena proses pembuatan santan bisa makan waktu yang cukup lama.
“Awalnya saya bikin santan sendiri, ngaduk sendiri, ngulen sendiri, nyaring sendiri. Itu 16 liter habis dalam waktu 4 jam. Terus gimana mau di-franchise kalau begini? Kan kasihan mitranya kalau tiap hari harus bikin santan segitu banyak,” kata Mbak Intan.
Untungnya ketika itu ada yang memperkenalkan FiberCreme. Setelah mendapat tester dan diberi beberapa tambahan, Mbak Intan resmi mengganti santan untuk produk dawetnya dengan FiberCreme. Selain mempersingkat waktu produksi, dengan FiberCreme yang berbentuk bubuk, dawetnya juga jadi lebih mudah dikirim ke luar kota.
Baca Juga : Cendol dan Dawet, Apa Saja Beda Kedua Minuman Ini?
Respon dari konsumen
Bukan hanya itu. Masyarakat juga ternyata merespon dengan sangat baik varian Dawet Kemayu yang menggunakan FiberCreme. “Sekarang mayoritas justru lebih suka dawet dengan FiberCreme. Untuk permintaan FiberCreme dibandingkan fresh milk sekarang bisa 70 banding 30,” jelas Mbak Intan.
Dengan rasa lebih enak daripada santan, sekarang Dawet Kemayu punya segmen pasar yang lebih luas. Dari yang awalnya hanya menarget ibu-ibu muda atau bahkan orang-orang yang lebih tua, sekarang targetnya sudah bergeser hingga menjangkau semua kalangan usia.
Sukses di era pandemi
Dawet Kemayu adalah salah satu bukti bahwa pandemi bukan penghalang untuk memulai bisnis. Brand ini baru di-lauch bulan Februari lalu di Jogja dan berjualan dari bazar ke bazar. Setelah menemukan FiberCreme yang lebih praktis untuk dikirim ke daerah yang lebih jauh, Dawet Kemayu berani untuk membuka franchise hingga ke beberapa kota di pulau Jawa.
Saat ini, Dawet Kemayu punya 25 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Sidoarjo dan Jogja. Sepuluh outlet pertamanya dibuka awal Maret, sehingga itu berarti sebagian besar outletnya dibuka di masa krisis ini. Mbak Intan tidak menampik bahwa bisnisnya sempat menemui masa surut, terutama setelah PSBB diberlakukan dan banyak orang-orang mengalami penurunan daya beli. Tapi dia memilih untuk tidak berhenti.
Malah Mbak Intan berinovasi dengan mengemas Dawet Kemayu dalam hampers yang bisa dibeli secara online dan bisa lebih leluasa dikirim-kirim. Lalu Mbak Intan juga membuka program reseller untuk membantu perekonomian orang-orang terdampak pandemi.
Selain produk yang mumpuni, Mbak Intan juga memperhatikan sekali strategi marketing. Salah satu cara yang menurutnya penting untuk branding produknya adalah penataan sosial media Dawet Kemayu, dalam hal ini Instagram. “Branding itu kan first impression customer ke kita. Itu wajah kita. Jadi saya rela mengeluarkan budget besar untuk branding, mulai dari desain, grafis, memperbaiki Instagram,” katanya.
Bagaimana? Tertarik jadi bagian dari keluarga Dawet Kemayu? Anda bisa ikut memiliki bisnis sukses ini dengan jadi franchisee. Dawet Kemayu punya program franchise yang dimulai dari harga Rp. 7.900.000. Dengan jadi franchisee, Anda sudah mendapatkan booth, produk, dan marketing kit sehingga Anda bisa langsung jualan. Untuk info lebih lanjut, ikuti Instagram @DawetKemayu ya!
0 Komentar