Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian paling tinggi, bukan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Bukan hanya berpotensi diderita orang-orang berusia lanjut, penyakit ini juga sudah banyak menyerang orang-orang berusia muda yang masih produktif.
Banyak temuan medis menyebut bahwa terus naiknya angka kasus penyakit jantung disebabkan oleh gaya hidup kita yang tidak sehat. Gaya hidup ini termasuk kurangnya aktifitas fisik, tingginya tingkat stres, dan rendahnya kesadaran untuk mengonsumsi makanan yang baik dan sehat.
Dari ketiga penyebab penyakit jantung ini, makanan-lah jadi faktor paling berkontribusi. Selain tingginya konsumsi makanan cepat saji dan olahan yang kurang bernutrisi serta mengandung bahan-bahan berbahaya untuk tubuh, banyak kasus penyakit jantung juga disebabkan kurangnya konsumsi serat. Padahal serat diketahui memiliki banyak manfaat, termasuk untuk kesehatan jantung.
Tidak bisa diserap tubuh, apa serat benar-benar sehat?
Serat sering disebut sebagai zat yang menyehatkan. Padahal, tahukah Anda bahwa serat tidak dapat digolongkan sebagai nutrisi karena tidak bisa diserap tubuh?
Ya, berbeda dengan vitamin dan mineral yang diserap dan dimanfaatkan tubuh, serat memang hanya “mampir” di dalam pencernaan karena nantinya akan dikeluarkan secara utuh bersamaan dengan feses. Tapi meski hanya singgah, serat dapat melakukan banyak hal di dalam pencernaan untuk menjaganya tetap sehat.
Pertama, serat dari golongan serat tidak larut akan melewati sistem pencernaan dan membantu kotoran dalam usus untuk segera dikeluarkan. Kedua, serat dari golongan serat larut akan menyerap cairan dan menjadi substansi berbentuk gel yang akan membuat kita merasa lebih kenyang dan memperlancar pergerakan usus.
Manfaat serat untuk jantung
Bukan hanya itu manfaat serat, terutama serat larut. Selain menyerap cairan untuk memperlancar kerja pencernaan, serat larut juga dapat mengikat kolesterol jahat. Apabila terus menumpuk dalam tubuh, kolesterol ini dapat menyumbat aliran darah dan menyebabkan penyakit jantung. Jadi, memperbanyak serat berarti menurunkan risiko penyakit ini.
Meningkatkan konsumsi serat
Seperti yang disebut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Johan Winata, konsumsi serat sebanyak 7 gram per hari saja bisa menurunkan risiko penyakit jantung hingga 9%. Persentase ini tentu lebih besar lagi apabila jumlah serat yang dikonsumsi semakin banyak dan dibarengi pengurangan asupan lemak jenuh dan lemak trans, serta memperbanyak aktifitas fisik seperti olahraga.
Menambah asupan serat bisa dilakukan dengan memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran, seperti labu, brokoli, apel, alpukat, pisang dan pepaya. Sumber serat lain termasuk oat, gandum, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Serat juga bisa diperoleh dari suplemen serat dan bahan makanan tambahan lain seperti FiberCreme, krimer serbaguna yang dibuat serat tumbuh-tumbuhan. FiberCreme dapat dikonsumsi sebagai pengganti santan atau susu, jadi kita bisa menambah asupan serat sambil menikmati makanan dan minuman sehari-hari.
0 Komentar