Pasar tradisional pasti bukan jujugan utama kamu ketika berkunjung ke suatu daerah. Karena pasar di kebanyakan tempat ya isinya begitu-begitu saja – daging segar, sayur mayur, buah-buahan dan orang-orang bersahut-sahutan menjajakan dagangan. Di daerah asal kamu pun pasti ada. Jadi kenapa berkunjung ke pasar kalau kamu bisa mengunjungi tempat wisata lain?
Tapi kamu harus tahu kalau gak semua pasar itu sama. Beberapa pasar di Indonesia punya keunikan tersendiri yang gak akan kamu temukan di tempat lain. Seperti pasar terapung yang jadi tujuan Kevin Hendrawan di episode ke 12 #EkspedisiSEGARIS. Agar kamu mengenal lebih banyak pasar dan komoditi yang diperdagangkan, serta bisa melihat keindahan semua perbedaan yang dimiliki negeri ini, kali ini kamu juga akan diajak masuk ke pedalaman Papua untuk mengunjungi pasar tradisionalnya yang gak kalah unik.
Belanja sambil bergoyang di Pasar Apung Banjarmasin
Sesuai dengan namanya, pasar yang berada di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini mengapung di atas permukaan air. Tepatnya, di atas sungai Martapura. Mengunjungi pasar ini harus rela berkorban bangun pagi, karena tempat hanya ramai sampai jam 8 pagi. Setelah jam itu, kebanyakan penjual sudah pulang dan kamu mungkin bakal kesulitan menemukan apa yang kamu inginkan.
Untuk menyusuri pasar di atas sungai Martapura ini, kamu bisa menyewa perahu kelotok berkapasitas 20 orang yang biasanya disewakan untuk para turis. Kamu bisa juga menyewa perahu jukung, sejenis perahu lancip yang ukurannya jauh lebih kecil dan punya daya tampung jauh lebih sedikit tapi bisa mempermudah kamu untuk lebih membaur dengan para pedagang. Tapi kalau kamu gampang mabuk laut atau punya sejenis fobia dengan perairan, lebih baik hindari perahu jukung yang pasti akan bergoyang-goyang hebat saat diterjang ombak dari perahu lain.
Di pasar ini, para pedagang yang mayoritas ibu-ibu dengan lincah mendayung jukungnya ke sana ke mari dan berlomba-lomba dengan pedagang lainnya untuk menawarkan dagangannya ke calon pembeli. Kalau sudah berinteraksi dengan calon pembeli, gak jarang ibu-ibu ini mencoba jadi lebih akrab dengan berpantun atau menyanyi. Wah, siap-siap jukung kamu jadi semakin goyang ya!
Pasar ini didominasi oleh barang-barang konsumsi sehari-hari, terutama buah-buahan, sayuran, jajanan khas Banjar, serta kopi yang langsung diseduh dan dinikmati disana. Tapi hanya karena kopi kamu disajikan di dalam perahu yang terapung-apung di tengah sungai, bukan berarti kamu gak bisa bikin rasanya semakin oke. Makanya selalu siap FiberCreme yang praktis dan bisa dibawa kemana-mana agar bisa segera ditambahkan ke kopi kamu agar rasanya lebih creamy dan lebih tinggi serat.
Menggoyang lidah dengan kuliner khas Banjar
Habis mengunjungi pasar apung, kamu bisa juga mengunjungi destinasi wisata lain di Kalimantan Selatan, seperti misalnya Jembatan Sungai Barito tempat nongkrong anak-anak muda Banjar, Bukit Rimpi Palaihari yang bikin mata segar lagi, dan Menara Pandang Banjarmasin dimana kamu bisa melihat keindahan kota ini dari ketinggian.
Sambil jalan-jalan menikmati pemandangan, jangan lupa juga untuk berhenti di warung-warung atau tempat makan lokal dan mencicipi kuliner khas kota ini. Ada banyak lho yang bisa kalian icipi. Ada Soto Banjar yang gurih dan nikmat, Iwak Karing Sapat yang dibuat dari ikan sepat yang memang banyak tersedia di daerah sekitar, dan nasi itik gambut yang enak dan bisa kamu bikin sendiri dengan resep dari @FiberCreme_TV ini.
Pasar kaget yang benar-benar bikin kaget dari pedalaman Papua
Setelah dibuat terkesima oleh pasar apung Banjarmasin, sekarang kamu bakal dibuat melongo oleh pasar yang berada di pedalaman Papua. Tepatnya di Lembah Baliem, hdup masyarakat Suku Dani yang punya sejenis pasar kaget. Sesuai namanya, keberadaan pasar ini gak bisa diprediksi. Kalau para penjualnya ingin berjualan, barulah pasar ini ada.
Sejalan dengan cara hidup Suku Dani, di pasar ini para penjualnya hadir dengan pakaian tradisional mereka, yaitu semacam rok dari daun-daunan untuk menutupi bagian tubuh bawah para wanita, dan koteka untuk para lelaki.
Tapi gak seperti pasar pada umumnya, pasar di pedalaman hutan ini lebih banyak menjual barang-barang kerajinan seperti busur dan anak panah, koteka, kalung dan tas tradisional bernama noken yang dipakai di kepala oleh para wanita.
Bagi mereka Suku Dani, barang-barang ini penting untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi bagi pendatang yang enggak berburu atau pakai koteka, barang-barang ini bisa kamu beli sebagai souvenir. Membeli barang-barang mereka sekalian juga jadi bentuk penghormatan untuk para pedagang Suku Dani.
Benar-benar unik ya pasar-pasar yang ada di Indonesia ini? Masih ada lho jenis pasar lain yang hanya bisa kamu temukan di suatu daerah tertentu. Tapi inilah bukti kekayaan Indonesia. Inilah bukti bahwa negeri kita memang terbuat dari perbedaan. Lain daerah, lain hasil buminya, lain pula pasar tempat menjualnya.
Yuk belajar menghargai perbedaan tersebut dengan buka mata dan buka pikiran kamu selagi menyaksikan lebih banyak keberagaman Indonesia melalui #EkspedisiSEGARIS yang dipersembahkan oleh FiberCreme Dari dan Untuk Indonesia.
0 Komentar